Kamis, 02 Februari 2017

Jakarta - Maestro tari Jawa klasik Retno Maruti bersama sang suami Arcadius Sentot Sudiharto mendirikan Sanggar Tari Padnecwara di tahun 1976 silam. Puluhan tahun berdiri, sanggar yang kini dikomandoi oleh putrinya Rury Nostalgia masih berdiri kokoh dan kian populer di kalangan remaja masa kini. Apa resepnya?

Ketika dihubungi detikHOT, Rury mengatakan generasi muda masih meminati seni tari Jawa klasik. 

"Sebenarnya banyak banget caranya, tapi yang menjadi tantangan gimana para remaja ini tidak bosan untuk belajar seni tari tradisi. Karena kalau belajar nari, mau apapun gimana caranya pasti berhasil dengan baik," ujar Rury yang pernah menjadi anggota Komite Seni Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) periode 2009-2012 dan 2013-2015.

Tak hanya kesenian Jawa, namun masyarakat yang ingin mempelajari karawitan juga banyak. "Dulu sanggar cuma ada sedikit, sekarang tersebar dan banyak. Sudah banyak banget perkumpulan atau sanggar yang punya gamelan sendiri," ujarnya lagi. 

Cara Sanggar Padnecwara Jaga Seni Tari Jawa Klasik Foto: Opera Jawa Klasik "Kidung Dandaka"


Menurut Rury, kini yang harus diperhatikan adalah kualitas serta inovasi-inovasi yang diadakan. Baik dari segi penggarapan koreografi, marketing, sistem media sosial, maupun promosi tentang pertunjukan Padnecwara. 

"Karena seni tradisional sudah ada pakemnya, kostum juga disesuaikan dengan apa yang ada sekarang. Mengikuti perkembangan zaman, agar tidak luntur," tutur Rury. 

Rury yang aktif sebagai pengajar tari, juga dipercaya memegang kendali manajemen Padnecwara, sanggar tari milik ibunya. Di tangannya terletak kelangsungan sebuah tradisi yang telah bertahan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.


Link rujukan, ini cuma copast, maaf, baru latihan https://hot.detik.com/art/d-3411958/cara-sanggar-padnecwara-lestarikan-seni-tari-jawa-klasik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar